Paraqlita berasal dari kata "parakletos" yang berarti "paling terpuji"; "paling terkenal"; " seseorang yang pantas dipuji", dan adalah sebuah nama dari sebuah kualitas seorang Nabi yang datang setelah Isa as, yang mengenai Nabi tersebut Isa as memberi kabar gembira.
Dalam hal ini, terdapat 13 (tiga belas) poin yang membuktikan bahwa "paraqlita" adalah seorang Nabi yang akan datang setelah Isa as. Yaitu :
- Isa as telah mengatakan, "Jika engkau mencintaiku, peganglah perintah-perintah mu [ku]." Ia kemudian mengatakan bahwa 'paraqlita' adalah Nabi yang akan datang dan ia khawatir bahwa para pengikutnya mungkin tidak percaya kepada Nabi itu. Jadi masuk akal mengatakan bahwa ia sedang berbicara tentang "spirit suci" karena mereka mengetahui hal itu secara baik. Lebih lanjut, spirit suci turun kedalam hati dan tidak ada cara menolaknya.
- "Roh" ini bersatu secara mutlak dengan Bapa dan dengan putra disebabkan oleh kesatuan ketuhanan. Karena itu, tidak mungkin mengatakan "seorang paqlita lain" itu, tetapi itu mungkin untuk seorang Nabi.
- Wakil dan syafaat adalah kualitas-kualitas dari para nabi, bukan kualitas roh KUdus yang disatukan dengan Allah SWT.
- Isa as berkata: "Dia akan mengingatkann kamu tentang apa yang aku katakan kepadamu", dan hal ini bukan bukti dari "Perjanjian Baru" bahwa dari guru Yahudi telah melupakan apa yang telah dikatakan Isa as kepada mereka dan bahwa turunnya spirit [suci] pada hari ke lima puluhtelah mengingatkan mereka tentang hal itu.
- Isa as sedang mengatakan kepada guru Yahudi tentang suatu peristiwa yang masih akan datang, ia berkata, "Aku sedang mengatakan kepada kamu tentang hal itu sebelum hal itu terjadi, karena itu kamu mempercayainya apabila ia datang."
- Isa as berkata tentang paraqlita bahwa, "Dia akan bersaksi untukku." Spirit [suci] tiak bersaksi untuknya di depan siapapun karena guru-gurunya tidak membutuhkan kesaksian seperti itu karena mereka mengatahui Isa sangat baik, dan juga tidak menyaksikan baginya kepada orang-orang kafir. Muhammad SAW sebaliknya, bersaksi untuk Isa as dan beriman kepadanya. Ia juga menyatakan tidak bersalah dari tuduhan ketuhanan, dan menyatakan ibunya tidak bersalah dari tuduhan perzinahan oleh orang-orang Yahudi.
- Isa aas berkata, "Dan kamu juga akan memberikan kesaksian." Ini adalah bukti eksplisit bahwa kesaksian paraqlita tidak sama dengan kesaksian guru-guru Yahudi, sedangkan kesaksian dari spirit itu tidak berbeda dari kesaksian guru-guru Yahudi.
- Isa as menghubungkan kedatangan Paraqlita dengan kepergiannya (Isa) dan diketahui bahwa Roh [Kudus] turun kepada mereka dalam kehadiran Isa, waktu ia mengirim mereka ke kota-kota Israel. Karena itu, turunnya spirit itu tidak dikondisikan [dikaitkan] dengan kepergian Isa as, sedangkan kedatangan Muhammad SAW dihubungkan dengan kepergian Isa as.
- Isa as mengkorfimasikan bahwa satu dari ajaran paraqlita adalah bahwa "Dia akan mencela dosa", dan tidak ada orang yang mencela dunia dosa seperti yang dilakukan Muhammad SAW. Ia mengingatkan seluruh umat manusia dan mencela mereka karena dosa, terutama para penyembah berhala Arab, para pengikut politeisme India, Turki, Magus dan para Ahli Kitab.
- Isa as yang membenarkan peneguran di atas, mengatakan, "Kalau berdosa, itu karena mereka tidak percaya padaku." Tetapi diketahui bahwa guru-guru Yahudi percaya kepada Isa, karena itu mereka tidak memerlukan teguran. Lebuh jauh, Roh itu tidak muncul kepada siapa saja untuk menegurnya dan yang akan menjadi seorang Nabi yang akan datang kepada orang-orang dan menegurnya.
- Isa as berkata, "Aku belum mempunyai banyak hal untuk dikatakan kepada mu, tetapi kamu tidak dapat membawanya sekarang. Bagaimana ia jadinya apabila ia, spirit kebenaran, datang ia akan membimbing kamu kepada Yang Maha Benar." Roh tidak turun untuk kemudian membawa kewajiban-kewajiban dan aturan-aturan yang tidak dapat mereka bawa, kecuali setelah Roh itu, mereka menolak hukum Sabtu [Sabat], celaan daging babi dan kebanyakan aturan dalam Taurat. Jadi, Paraqlita berarti seorang Nabi yang Hukum (Syari'ah)nya akan mempunyai aturan-aturan baru disamping aturan-aturan dalam Taurat, dan yang akan membuatnya tidak dapat dibawa untuk mereka yang beriman lemah.
- Paraqlita tidak akan berbicara dari dirinya sendiri, tetapi ia akan berbicara tentang apa yang akan didengarnya, dan bahwa bukan keadaan spirit yang menyatu dengan Allah SWT, tetapi Muhammad SAW yang mengenainya. Allah SWT berfirman, "Dan tiadalah yang diucapkannya itu [Al-Qur'an] menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya]." (QS. An-Najm [53]: 3-4) Dan ia (Muhammad SAW) berbicara mengenai dirinya sendiri, ".... Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku ...." (QS. Al-An'am [6]: 50)
- Isa as berkata, " Agar ia akan menerima dariku." Hal ini tidak mungkin mengenai Roh Kudus yang adalah Tuhan yang Maha Sempurna dan Maha Awal, harus mengenai seorang Nabi dari Manusia.
- Sebatas Kemampuan -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar